PRINGKUKU – lensapacitan.com, Para petani dusun Kenol,
Watukarung, Pringkuku dibuat resah serangan serangga. Bukan wereng yang banyak
menyebar saat ini, namun justru kerusakan berasal dari ribuan belalang yang
membludak. Bahkan, hampir seluruh dedaunan hijau berubah geripis jadi makanan. Adi
mengungkapkan sudah sebulan terakhir serangan belalang hijau tersebut terjadi
didesanya. Kebanyakan insektisida itu menyerang tanaman singkong dan kelapa.
Imbasnya, para petani khawatir daun yang habis bakal mengganggu perkembangan
singkong. Hingga membuat singkong tak dapat tumbuh besar. “kalau terus
disernag, ketala bisa gak tumbuh, dan rugi,’’ ungkapnya
Tak hanya sekali ini saja, hampir tiap tahun serangan
belalang terjadi di Watukarung. Namun tahun ini belalang dirasanya jauh lebih
banyak. Padahal, jumlah tersebut belum tersemasuk belalang yang bertelur.
Hingga, dirinya memperkirakan beberapa minggu kedepan jumlah serangan bakal
meningkat tajam. ‘’Saat ini banyak yang cari makan, sebentar lagi musim kawin
dan tambah banyak,’’ ujar petani ketela itu.
Petani tidak bisa berbuat banyak dengan adanya serangan hama
belalang tersebut. Pasalnya, tak ada pestisida untuk membasmi hama tersebut.
Sementara jika di lapisi jaring, harga beli tak sebanding dengan panen yang
didapat. Untuk mengurangi jumlah belalang, para warga setempat biasanya menangkap
para belalang untuk dijadikan kudapan. ‘’Kalau ngusir kadang kalau siang saya obyak-obyak nanti belalangnya lari, tapi
sebentar balik lagi,’’ ucapnya
Sementara itu, pantauan lensapacitan.com, hama belalang tak hanya menyerang tanaman ketela, tanaman palawija lainnya, seperti kacang panjang, dan jagung juga habis, tak hanya itu pohon kelapa dan sengon juga tinggal batangnya saja. (sg)