Trauma Ambruknya Tower Sutet Warga Memilih Mengungsi

TULAKAN – lensapacitan.com, mbruknya tower saluran udara tegangan ekstra tinggi atau sutet di Desa Tulakan, Kecamatan Tulakan tidak hanya membuat listrik disejumlah wilayah padam. Namun warga yang bermukim di area ambruknya tower itu masih trauma. Apalagi warga mendengar ledakan dan gempa akibat robohnya sutet saat mereka terlelap tidur.
“Yang jelas, masih trauma, sampai istri saya gak bisa bicara pasca kejadian,” kata Kaderi (61) Warga Dusun Gowong, Desa Bungur, Kecamatan Tulakan (18/10/2019).

Kaderi bersama istri dan kedua anaknya memilih mengungsi ketempat ibunya. lantaran tower sutet yang hanya berjarak 50 meter dari rumahnya itu patah di bagian atas. Sedangkan jaringan listrik tepat berada di atas atap rumahnya.
“Inikan sudah patah, dan tadi malam ledakan cukup keras, jadi kami tidak berani tinggal disini,” jelas Kaderi.
Pasca kejadian semalam, ia memilih mengungsi kerumah anaknya yang berjarak 1 kilometer. Pagi hari ia pulang lagi kerumah untuk mengemasi barang-barangnya yang akan dibawa kerumah ibunya.
“Setelah kejadian, saya ngungsi kerumah anak saya, dan ini juga mau pindah kerumah ibu mertua di Desa Tulakan,” lanjutnya.
Rumah yang ia huni sejak tahun 2004 itu, sementara akan ditinggal. Ketempat yang lebih aman dan akan kembali setelah pengerjaan tower itu selesai.
“Ya sampai perbaikan ini selesai, kami baru akan kembali menempati rumah inj lagi,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Kamis (17/10/2019) malam sebuah tower sutet jaringan listrik PLTU JATIM 1, ambruk, dan tiga tower lainnya patah. (not)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *