Tegalombo – kubaca.com, Setelah puluhan tahun mengalami krisis air bersih, warga Desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, kini dapat bernafas lega. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan akhirnya resmi beroperasi, membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
Sebelumnya, warga hanya mengandalkan air hujan dan sumur gali untuk mencuci dan mandi. Saat musim kemarau tiba, mereka terpaksa membeli air dari mobil tangki keliling atau memikul air dari sumber yang jaraknya cukup jauh. Kondisi ini sangat memberatkan, terutama bagi warga di dusun-dusun terpencil.
Yasin (44), warga Dusun Glagahombo, menuturkan bahwa selama bertahun-tahun mereka hanya bergantung pada Sumber Njurang untuk memenuhi kebutuhan air. “Kalau musim penghujan, kami pakai pompa, tapi saat kemarau, warga harus bergantian mengambil air dengan ember,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Samsul, warga lainnya, yang menceritakan perjuangannya berjalan hingga 500 meter untuk mengambil air dari sumber. Bahkan, warga sering kali harus patungan untuk membeli air tangki dengan harga mencapai Rp200 ribu per 2.000 liter.
Kini, berkat SPAM yang mengalirkan air bersih langsung dari Sumber Njurang, 68 rumah warga telah tersambung pipa air. Warga cukup membayar Rp7.000 per kubik untuk menikmati air bersih yang mengalir langsung ke rumah mereka. “Kami sangat bersyukur. Hidup kami menjadi lebih mudah,” ungkap H. Masduki, Kepala Desa Kasihan.
Proyek SPAM ini menghabiskan anggaran sebesar Rp735 juta yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus. Air bersih ditampung di bak penampung berkapasitas besar yang terletak di tepi sungai, kemudian dipompa sejauh 250 meter ke bukit sebelum disalurkan ke rumah-rumah warga.
Yudo Tri Kuncoro, Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Pacitan, menyebut pembangunan SPAM ini adalah salah satu upaya pemerintah daerah untuk mengurangi dampak kekeringan yang kerap melanda wilayah Pacitan. “Kami berharap program ini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masyarakat,” tuturnya.
Kini, warga Desa Kasihan tak lagi resah menghadapi musim kemarau. Akses air bersih yang memadai membawa harapan baru dan meningkatkan kualitas hidup mereka.