Berita  

Setelah Puluhan Tahun Krisis, Warga Desa Kasihan Kini Nikmati Air Bersih

Tegalombo, kubaca.com, Setelah puluhan tahun mengalami krisis air bersih, warga Desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, kini dapat bernafas lega. Mereka tak lagi kesulitan memperoleh air bersih berkat berfungsinya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dibangun oleh Pemerintah Daerah Pacitan.

 

Selama ini, warga mengandalkan air hujan dan sumur gali untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Namun, saat musim kemarau tiba, mereka sering kali resah karena terpaksa harus membeli air dari mobil tangki keliling. Kini, dengan berfungsinya SPAM yang mengalirkan air bersih langsung dari sumber mata air ke pemukiman.

 

Yasin (44), salah seorang warga Dusun Glagahombo, Desa Kasihan, menuturkan bahwa ia dan warga lainnya sebelumnya hanya mengandalkan Sumber Njurang. Yang jarak rumahnya dekat menggunakan pompa, namun bagi yang jauh haru memikul air menggunakan ember. Saat musim kemarau, mereka harus bergantian dengan puluhan warga lain untuk mengambil air.

 

“Kalau musim penghujan, kami bisa pakai pompa, tapi saat kemarau, banyak warga yang mengambil air di sana,” ungkap Yasin Jumat (8/11/2024).

 

Samsul, warga lainnya, juga menceritakan bagaimana ia harus berjalan sekitar 500 meter untuk mengambil air dari sumber menggunakan ember.

 

“Kami harus ambil air, kadang patungan untuk beli dengan warga lain,” ujarnya. Saat itu, warga bahkan harus membeli air secara gotong-royong dengan harga antara Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per 2.000 liter.

 

Kini, dengan saluran pipa yang sudah menjangkau 68 rumah warga yang sebelumnya mengalami krisis air bersih, mereka tidak perlu lagi memikul air ke rumah.

 

“warga hanya perlu membayar Rp7.000 per kubik untuk menikmati air bersih yang langsung mengalir ke rumah mereka. kata H. Masduki Kepala Desa Kasihan saat dihubungi via telepon.

 

Pembangunan SPAM ini menelan biaya sebesar Rp735 juta, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus. Air diambil dari Sumber Njurang di dusun setempat, dengan tampungan air berwarna biru yang berada di tepi sungai tersebut kemudian dipompa ke bukit sejauh 250 meter sebelum disalurkan ke rumah-rumah warga.

 

“Ini adalah komitmen pemerintah untuk mengurangi dampak kekeringan di Kabupaten Pacitan,” kata Yudo Tri Kuncoro, Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Pacitan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *