Pacitan – kubaca.com, Wacana program makan siang gratis untuk anak sekolah yang dicanangkan pemerintah disambut antusias oleh kalangan petani dan peternak sapi perah di Kabupaten Pacitan. Program ini dinilai membuka peluang besar bagi peningkatan nilai jual susu sapi, sekaligus melibatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam pengolahan susu sebelum dibagikan.
Gayem, seorang peternak sapi perah dari Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, menyambut baik program tersebut. Dengan memiliki puluhan ekor sapi perah yang produktif, ia yakin program ini akan berdampak positif pada harga jual susu. “Program ini akan sangat membantu peternak, terutama dalam peningkatan harga jual susu,” ujar Gayem.
Desa Gemaharjo sendiri tercatat memiliki sekitar 600 ekor sapi perah produktif, dengan produksi harian mencapai 7.200 liter susu. Para peternak di desa ini tidak khawatir soal pemasaran, karena telah bekerja sama dengan distributor besar, seperti Nestle. Menurut Gayem, kerja sama ini mendorong roda perekonomian desa, dengan perputaran mencapai Rp 100-150 juta per bulan.
Camat Tegalombo, Nur Subhan, menambahkan bahwa bukan hanya Desa Gemaharjo yang menjadi sentra peternakan sapi perah. Beberapa desa lain seperti Ploso, Tahunan, dan Tahunan Baru juga memiliki populasi sapi perah yang cukup besar, dengan total mencapai sekitar 1.000 ekor. “Banyak warga yang beralih menjadi peternak sapi perah karena keuntungan yang menjanjikan, bahkan ada yang memiliki belasan hingga puluhan ekor,” jelas Nur Subhan.
Dengan adanya program makan siang dan susu gratis, peternak semakin termotivasi untuk meningkatkan produksi susu dari segi kuantitas dan kualitas. Diharapkan, program ini tidak hanya bermanfaat bagi anak sekolah, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal melalui peningkatan kesejahteraan para peternak dan UMKM.