Pacitan – Tiga setengah tahun sudah Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Gagarin memimpin Kabupaten Pacitan. Berbagai capaian program dan prestasi dinilai menjadi bukti nyata keberhasilan keduanya dalam memimpin kabupaten yang berjuluk Kota 1001 Gua ini.
Salah satu pencapaian program yang signifikan adalah bidang infrastruktur. Sejak 2021 hingga Desember 2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan telah membangun jalan sepanjang 235 kilometer, baik melalui metode flexible pavement maupun rigid pavement. Jumlah tersebut masih akan bertambah dengan hasil pembangunan di tahun 2024.
Indeks Kepuasan Layanan Infrastruktur (IKLI) mencatat pencapaian sebesar 87,40. Di samping itu, Pemkab Pacitan juga fokus mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai bagian dari upaya pembangunan berkelanjutan. Pada 2023, alun-alun direvitalisasi sebagai tempat bermain nyaman bagi keluarga.
Di bidang pendidikan, tingkat Harapan Lama Sekolah (HLS) di Pacitan terus meningkat. Pada 2021, HLS mencapai 12,65 tahun, diikuti 12,66 tahun pada 2022, dan 12,68 tahun pada 2023.
Selain infrastruktur dan pendidikan, Bupati Indrata bersama jajarannya juga menaruh perhatian besar pada bidang sosial dan kesejahteraan rakyat. Alhasil, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pacitan terus naik, dari 69,45 pada 2021 menjadi 70,19 pada 2022, dan mencapai 70,94 pada 2023. “Yang utama, masyarakat Pacitan dapat mengakses pendidikan lebih tinggi, dan kami terus meningkatkannya,” ujar Bupati Indrata.
Pemkab Pacitan juga terus melaksanakan Program Dandan Omah atau RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) untuk menyediakan tempat tinggal layak bagi warga. Pada 2023, perbaikan RTLH mencapai 1.818 unit, terdiri dari 25 unit menggunakan dana APBD dan 1.793 unit dari gotong royong. Sejak 2021 hingga 2024, program ini telah memperbaiki lebih dari 6.000 unit rumah.
Selain itu, Pemkab Pacitan berkomitmen meningkatkan kesejahteraan warga melalui bantuan stimulan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM. Sejak awal pandemi, kredit usaha mikro menjangkau 1.250 penerima dengan total nilai Rp 4,016 miliar. Sementara KUR mencapai total penyaluran Rp 432,732 miliar.
“Ini untuk mendorong daya beli masyarakat agar terus meningkat. Terbukti sektor UMKM mampu bertahan dan menjadi penopang ekonomi saat pandemi Covid-19,” tegas Indrata, mantan Ketua DPRD ini.
Keberhasilan program tersebut berdampak pada penurunan angka kemiskinan dan peningkatan ekonomi. Data BPS menunjukkan angka kemiskinan di Pacitan pada 2021 sebesar 15,11 persen (sekitar 84.190 jiwa), turun menjadi 13,80 persen (76.930 jiwa) pada 2022, dan 13,65 persen (76.200 jiwa) pada 2023. Pada Maret 2024, angka tersebut kembali turun menjadi 13,08 persen (73.030 jiwa).
“Seperti tertuang dalam RPJMD, angka kemiskinan harus turun dan diharapkan mendekati satu digit di akhir masa jabatan,” tandasnya.
Pertumbuhan ekonomi Pacitan juga menunjukkan tren positif di tengah tantangan pandemi. Pada 2021, ekonomi Pacitan tumbuh sebesar 2,49 persen, diikuti pertumbuhan signifikan sebesar 5,54 persen pada 2022, dan 4,46 persen pada 2023. “Tahun ini, kami targetkan pertumbuhan kembali mencapai 5,54 persen,” jelasnya.
Menurut Indrata, visi dan misi pemerintah Kabupaten Pacitan periode 2021-2026 adalah “Masyarakat Pacitan Sejahtera dan Bahagia.” Visi ini bertujuan menciptakan kesejahteraan dari sisi ekonomi dan kualitas hidup, menuju kebahagiaan lahir dan batin bagi masyarakat Pacitan.