Cuaca Tak Menentu, Petani Tembakau di Pacitan Tanam Ulang Bibit hingga Tiga Kali, Tapi Tetap Bersyukur Dapat BLT

PACITAN – Musim tanam tembakau di Kabupaten Pacitan tahun ini terganggu akibat cuaca ekstrem yang melanda sejak beberapa bulan terakhir. Curah hujan tinggi menyebabkan lahan pertanian tergenang dan tanaman tembakau rusak, memaksa petani untuk menanam ulang hingga tiga kali.

“Hingga akhir Juni, luas tanam tembakau baru mencapai 233 hektare dari target 503 hektare. Banyak petani terpaksa menyulam atau tanam ulang karena lahan mereka tergenang,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, Selasa (23/7/2025).

Meski harus berjibaku dengan kondisi alam, para petani tetap menunjukkan semangat tinggi. Beberapa di antaranya bahkan memilih berpindah ke lahan dataran tinggi yang lebih aman dari genangan air, sambil menunggu lahan utama benar-benar kering untuk kembali ditanami.

Di tengah tantangan cuaca, para petani tetap bersyukur. Harapan kembali tumbuh karena mereka akan menerima bantuan langsung tunai (BLT) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Bantuan ini menjadi penyemangat tersendiri di tengah naik turunnya kondisi cuaca yang tidak menentu.

“Alhamdulillah, walau harus tanam ulang, kami tetap bersyukur karena akan mendapat BLT dari DBHCHT. Itu sangat membantu untuk menutup biaya produksi,” ungkap Warsito salah satu petani di Kecamatan Tegalombo.

Kabupaten Pacitan sendiri memiliki potensi areal tanam tembakau hingga 4.000 hektare. Namun, optimalisasi lahan tersebut kerap terkendala cuaca. Dari sisi harga, tembakau rajangan kini dibanderol antara Rp 20.000–Rp 52.000 per kilogram. Sedangkan daun basah dihargai sekitar Rp 2.500 per kilogram.

Kemitraan dengan sejumlah perusahaan juga terus berjalan. Untuk tembakau virginia, petani bermitra dengan PT SADANA di Ponorogo. Sementara untuk jenis grompol, mereka bekerja sama dengan PT AOI di Klaten. Meski begitu, masih banyak petani yang memilih menjual hasil panennya secara mandiri.

Manfaat DBHCHT tidak hanya dirasakan dalam bentuk bantuan langsung, tetapi juga melalui berbagai program pendukung seperti pelatihan, penyediaan sarana produksi, dan peningkatan kualitas hasil pertanian tembakau. Pemerintah daerah berharap, melalui pemanfaatan dana DBHCHT yang tepat sasaran, kesejahteraan petani tembakau Pacitan terus meningkat meski di tengah tantangan alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *