Batik Jagad, Warisan Kekayaan Pacitan yang Mendunia

Pacitan kini memiliki motif batik baru yang khas, dikenal sebagai Batik Jagad. Sejak dua tahun lalu, motif ini telah diresmikan sebagai kekayaan intelektual oleh Kemenkum HAM. Motif ini menjadi simbol identitas Pacitan yang dipasarkan melalui kain batik.

Samuri, seorang pengusaha batik asal Dusun Rejoso, Desa Purworejo, menjadi salah satu pembatik pertama yang mendapat arahan langsung dari Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk memproduksi batik ini. “Pesanan datang dari sejumlah pejabat,” ungkapnya.

Menurut Samuri, Batik Jagad tak hanya menampilkan keanggunan seni, tetapi juga memuat makna mendalam, seperti halnya motif batik lainnya di Pacitan.

Salah satu motif batik warisan yang masih ia pertahankan adalah Batik Pace, terinspirasi dari buah mengkudu yang terkenal karena khasiatnya. Namun, popularitas Batik Pace semakin menurun karena proses pembuatannya yang rumit dan permintaan yang tak sebesar motif-motif batik modern dengan warna-warna cerah.

Samuri, yang mengelola usaha batik bernama Batik Saji—diambil dari nama istrinya, Saji—tetap berkomitmen melestarikan batik asli Pacitan. Dengan usaha yang dimulai sejak 1987, Samuri berhasil menciptakan 70 lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Tak hanya memenuhi pasar lokal, Batik Saji kini juga merambah pasar internasional. “Yang terakhir, pesanan datang dari Swiss,” pungkasnya.

Warisan budaya yang melekat dalam Batik Jagad dan Batik Pace menjadi wujud nyata dari keindahan dan kekayaan Pacitan yang terus berkembang di tengah tantangan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *