Refleksi Sosial: “Dari Cukai untuk Rakyat, Dari Rakyat untuk Kehidupan”

PACITAN – Tak banyak yang menyadari, di balik pita cukai yang menempel di setiap bungkus rokok, tersimpan amanat sosial yang besar.

Dari situlah pemerintah mengambil bagian untuk dikembalikan kepada rakyat melalui program-program kesejahteraan. Salah satunya, BLT DBHCHT 2025 di Kabupaten Pacitan.

Program ini bukan sekadar kebijakan fiskal, tetapi bentuk nyata dari filosofi keadilan sosial.

Pemerintah berupaya memastikan bahwa dana yang berasal dari cukai tidak berhenti di kas negara, melainkan kembali ke masyarakat yang ikut berperan dalam rantai industri tembakau buruh pabrik, petani, dan keluarga mereka.

Di Pacitan, sebanyak 5.934 orang kini merasakan langsung manfaatnya. Mereka bukan hanya penerima dana, tetapi saksi bahwa negara masih peduli pada keberlangsungan hidup warganya.

Bagi seorang buruh pabrik seperti Agus di Kecamatan Kebonagung, bantuan Rp 300 ribu per bulan berarti bisa menutupi kebutuhan beras dan minyak goreng selama beberapa minggu. “Nggak besar, tapi pas buat bertahan,” ujarnya dengan nada syukur, Senin (6/10/25).

Program ini juga menjadi pengingat bahwa pembangunan manusia tak selalu diukur dari infrastruktur megah. Kadang, kehadiran pemerintah paling terasa justru ketika memberi ruang bagi warga kecil untuk bernapas lebih lega.

BLT DBHCHT adalah bukti sederhana bahwa kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil masih mungkin diwujudkan dari cukai untuk rakyat, dari rakyat untuk kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *