Pacitan, (kubaca.com)–Program Sekolah Rakyat (SR) Gelombang II di Pacitan menghadapi kendala serius, mulai dari keterlambatan pembangunan sarana prasarana hingga kekurangan siswa. Padahal, program ini seharusnya sudah berjalan sejak bulan September.
Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, menjelaskan bahwa pembangunan fisik Sekolah Rakyat sudah mencapai 90 persen. Namun, penyelesaian infrastruktur molor dari target awal Agustus 2025.
“Pemenuhan sarana prasarana sepenuhnya menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum bersama penyedia jasa. Pemerintah daerah hanya fokus pada rekrutmen siswa. Bulan ini harus on, sehingga kami kejar-kejaran untuk memenuhi kekurangan murid,” ungkap Khemal, Kamis (11/9).
Dinsos Pacitan menargetkan 67 siswa untuk gelombang kedua. Namun, 12 siswa dialihkan untuk menutupi menutupi gelombang pertama, sehingga tersisa 55 siswa. Jumlah ini jauh dari target 100 siswa.
Dinsos Pacitan terus berupaya mencari anak-anak putus sekolah untuk memenuhi kuota. Mereka juga merencanakan audiensi dengan Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Pacitan untuk berkoordinasi terkait calon siswa.
“Harapannya jumlah 100 anak bisa segera bertemu sebelum gelombang kedua ini resmi berjalan,” tambah Khemal.(Akz)