Pacitan (kubaca.com) – Fenomena kemarau basah yang masih sering disertai hujan di sejumlah wilayah Kabupaten Pacitan membuat tanaman padi petani rawan terserang hama dan penyakit. Serangan itu antara lain penggerek batang, wereng, tikus, penyakit blas, hingga kresek.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, mengatakan kondisi persediaan air yang melimpah serta kelembaban tinggi menjadi faktor utama penyebab meningkatnya potensi serangan penyakit pada tanaman maupun ternak.
“Namun hal ini masih bisa dikendalikan dengan langkah pengendalian penyakit secara dini. Berdasarkan pengamatan di lapangan, memang ada padi yang baru sebulan ditanam sudah mulai terserang hama wereng dan tikus. Tapi masih taraf bisa dikendalikan, belum sampai puso,” ungkapnya, Rabu (10/9/2025).
Sugeng menambahkan, kondisi serupa tidak hanya terjadi pada tanaman padi, tetapi juga berpotensi menyerang tanaman hortikultura maupun perkebunan lainnya. Bahkan penyakit juga bisa saja menyerang hewan ternak.
Meski demikian, kemarau basah justru berdampak positif pada bertambahnya luas tanam padi di Pacitan. Pada periode Juli–Agustus 2025, luas tanam mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya.
“Pada Juli 2024 luas tanam hanya 109 hektare, sementara Juli 2025 naik menjadi 1.101 hektare. Kemudian Agustus 2024 tercatat 405 hektare, dan di Agustus 2025 meningkat hingga 1.468 hektare. Artinya ada pertambahan luas tanam yang cukup besar dibanding tahun lalu,” pungkasnya. (Akz)